" Pecinta alam adalah segelintir manusia yang menjadikan alam sebagai alat untuk saling bersaing siapa yang paling banyak mendaki gunung dan siapa yang paling keren saat mendaki gunung hanya untuk alasan eksistensi."
Begitulah singkatnya kenyataannya pada saat ini. Hanya karena dia sanggup mencapai puncak gunung dia merasa telah menaklukan gunung tersebut. hanya karena dia telah mendaki satu gunung lantas dia langsung merasa sebagai pecinta alam sejati. Saat mendaki ratusan gambar dia abadikan, lalu setelah sampai di bawah tibalah saatnya untuk mempublikasikan gambar-gambar tersebut di media sosial dengan menggunakan keterangan-keterangan bijak bak seorang motivator terkenal.
Semua orang berhak mengklaim bahwa dirinya adalah pecinta alam, tak ada yang melarang. Meski demikian banyak orang yang kurang memaknai arti pecinta alam dengan melakukan foto selfie di alam terbuka dan langsung mengklaim dirinya sebagai seorang pecinta alam.
Rasanya saat ini tolak ukur seorang disebut sebagai pecinta alam hanyalah sebatas tas yang tinggi, pdh komunitas, photo dengan tugu puncak gunung yang telah dihadapi dan alat-alat gunung yang dia miliki. Padahal mencintai alam bukanlah soal gaya, keren, eksistensi, ataupun seberapa banyak gunung yang telah kita daki.
Mencintai alam artinya menghargai alam. Mencintai dengan menghargai memanglah dua kata yang berbeda. Namun, dengan kita menghargai alam seperti tidak merusak apapun di alam, tidak mengganggu ekosistem di alam, tidak membuang sampah di alam, juga kita ikut menjaga alam dengan tidak perlu membuat mindset pada publik bahwa mencintai alam haruslah dengan mendaki gunung karena masih banyak cara lain jika semua itu kita lakukan artinya kita sudah mencintai alam ini.
Setiap orang punya pandangan tersendiri, dan ini pun hak saya untuk berpendapat. Anda tidak suka? Itu pun hak anda.
"Cintai alam ini tanpa perlu mengajak manusia lain untuk ikut kedalamnya.
Karena justru yang akan masuk adalah orang-orang yang tidak mengerti dengan alam dan justru tanpa mereka sadari atau bahkan mereka sadari mereka akan merusaknya"
Randi Ardiansyah (2018)
Sumber photo: instagram @camelliaphotography